JAKARTA - Ribuan warga kembali berkumpul dalam semangat kebersamaan di Festival Rujak Otek yang digelar di kawasan wisata Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Gelaran ini bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang warisan budaya yang dijaga dan dirayakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebanyak 1500 porsi rujak otek disiapkan, mencerminkan antusiasme serta komitmen masyarakat dalam melestarikan tradisi kuliner lokal.
Festival ini menjadi momen penting tahunan, di mana masyarakat saling bergotong-royong menyajikan sajian khas dengan penuh semangat dan kebanggaan. Tak hanya warga setempat, banyak pengunjung dari luar daerah juga turut datang untuk menikmati keunikan acara ini.
Rujak Otek sebagai Warisan Kuliner Otentik Desa
Rujak otek bukan sekadar makanan, melainkan simbol identitas desa. Berbahan dasar kacang yang diulek dalam cobek batu besar, rujak ini memiliki cita rasa yang kaya dan penyajian yang sangat khas. Keunikan proses pengolahannya menjadikan rujak otek berbeda dari rujak pada umumnya, sekaligus memperlihatkan bagaimana warisan leluhur masih dijaga dengan setia.
Cita rasa otentik dari bumbu kacang, dicampur dengan berbagai bahan lokal yang segar, menghadirkan sensasi yang menggugah selera. Tidak mengherankan jika rujak otek menjadi daya tarik utama festival ini, karena mampu mempertemukan tradisi dan kenikmatan dalam satu piring sederhana.
Festival yang Tumbuh Bersama Potensi Wisata Lokal
Seiring berjalannya waktu, Festival Rujak Otek berkembang menjadi lebih dari sekadar perayaan makanan. Acara ini juga menjadi medium promosi potensi wisata desa. Terletak di kawasan Poncosumo yang berhawa sejuk dan asri, Sumberwuluh memiliki panorama alam yang menarik serta keramahan masyarakat yang menjadi nilai tambah dalam pengembangan desa wisata.
Festival ini mengundang perhatian dari berbagai kalangan, termasuk pelaku usaha pariwisata dan pengunjung luar daerah yang ingin mengeksplorasi destinasi baru. Dengan demikian, festival ini tidak hanya memberi kebanggaan budaya, tetapi juga membuka peluang ekonomi dan pengembangan pariwisata.
Peran Warga dan Pemerintah dalam Pelestarian Budaya
Keberlangsungan festival ini tentu tidak lepas dari kerja sama erat antara masyarakat dan pemerintah desa. Partisipasi aktif warga dalam setiap tahap persiapan, mulai dari pengumpulan bahan, proses memasak, hingga penyambutan tamu, menunjukkan semangat gotong royong yang masih terpelihara kuat.
Pemerintah desa juga berperan penting dalam mendukung kegiatan ini, baik dari segi anggaran maupun fasilitas. Kolaborasi ini menjadi contoh konkret bagaimana pelestarian budaya bisa dilakukan secara partisipatif dan berkelanjutan, tanpa harus mengorbankan nilai-nilai lokal.
Panggung Kreativitas dan Kebersamaan Warga
Lebih dari sekadar kuliner, Festival Rujak Otek juga menghadirkan berbagai kegiatan seni dan budaya yang melibatkan masyarakat, seperti pertunjukan musik tradisional, tari-tarian daerah, hingga lomba masak rujak antarkelompok. Semua kegiatan ini tidak hanya memeriahkan suasana, tetapi juga memberikan ruang bagi kreativitas warga desa.
Festival ini menjadi wadah ekspresi kebudayaan yang terbuka untuk semua kalangan, dari anak-anak hingga orang tua. Dengan suasana yang meriah namun tetap penuh kekeluargaan, festival ini sukses mengikat kembali tali kebersamaan di tengah arus modernisasi yang kian cepat.
Harapan untuk Keberlanjutan Festival ke Depan
Melihat animo masyarakat dan pengunjung yang semakin besar dari tahun ke tahun, Festival Rujak Otek diyakini memiliki masa depan cerah. Diharapkan, gelaran ini terus berkembang baik dari sisi konten acara maupun dampak ekonomi dan sosial yang dihasilkan. Namun, yang terpenting adalah tetap menjaga nilai-nilai luhur yang menjadi dasar festival ini: pelestarian budaya, kebersamaan warga, dan kecintaan terhadap tradisi lokal.
Festival ini juga dapat menjadi contoh bagaimana desa-desa lain bisa memanfaatkan potensi lokal mereka untuk membangun identitas, memperkuat ekonomi, dan mempererat hubungan sosial. Dengan semangat dan dukungan yang terus dijaga, Festival Rujak Otek bukan hanya akan tetap hidup, tapi juga bisa menjadi inspirasi nasional dalam memajukan wisata berbasis budaya.