JAKARTA - Bagi sebagian artis Korea Selatan, menjalin kedekatan dengan lawan jenis bukan perkara mudah. Walau terbiasa tampil di depan publik dan dikenal sebagai sosok yang percaya diri, ternyata tidak semua dari mereka merasa nyaman dalam tahap pendekatan atau PDKT. Proses yang umumnya dianggap menyenangkan oleh banyak orang, justru bisa menjadi sumber tekanan bagi para selebritas ini.
Mereka menyebutkan bahwa interaksi awal, terutama yang melibatkan komunikasi intens, terkadang membuat mereka bingung dan kewalahan. Ketika harus saling mengenal satu sama lain dalam konteks romantis, mereka justru merasa proses tersebut terlalu menuntut perhatian dan emosi secara berlebih. Bagi publik, ini bisa terlihat unik, namun bagi mereka, ini adalah bagian tersulit dalam membangun hubungan.
Tuntutan Sosok Publik Menambah Beban dalam Hubungan
Menjadi artis berarti hidup mereka berada di bawah sorotan hampir setiap saat. Ketika memasuki proses PDKT dengan seseorang, ada tekanan tambahan untuk tetap menjaga citra dan privasi secara bersamaan. Hal ini membuat sebagian artis merasa semakin kesulitan menjalani kedekatan secara natural.
Beberapa dari mereka menyebut bahwa rasa takut akan rumor, opini publik, dan ekspektasi dari penggemar menjadi penghalang utama. Bahkan untuk sekadar mengenal seseorang secara lebih dalam, mereka harus mempertimbangkan banyak aspek yang rumit, dari siapa orang itu, bagaimana latar belakangnya, hingga dampaknya terhadap karier mereka.
Kejenuhan dari Komunikasi Intens Saat PDKT
Salah satu keluhan yang kerap diungkap oleh artis Korea adalah soal intensitas komunikasi dalam masa pendekatan. Sebagian dari mereka merasa bahwa komunikasi yang terlalu sering dan terus-menerus justru melelahkan. Dalam beberapa wawancara, mereka mengakui bahwa harus terus menjawab pesan atau menjalin obrolan sepanjang waktu bisa membuat mereka jenuh.
Alih-alih merasa senang, mereka justru merasa seolah-olah harus melakukan "pekerjaan tambahan" di luar jadwal mereka yang sudah padat. Hal ini membuat mereka cenderung menarik diri atau bahkan menghindari proses PDKT itu sendiri. Tidak sedikit pula yang memilih untuk tidak menjalin hubungan asmara karena khawatir tidak mampu menjalani proses awal itu dengan baik.
Pernah Gagal Menemukan Pasangan karena PDKT Rumit
Karena merasakan proses PDKT sebagai beban, beberapa artis Korea pun pernah mengungkap bahwa mereka gagal menemukan pasangan yang cocok. Bukan karena tidak ada ketertarikan, melainkan karena proses pendekatannya membuat mereka merasa tidak nyaman. Alhasil, hubungan tersebut kandas sebelum benar-benar dimulai.
Mereka lebih memilih untuk mundur dibanding memaksakan diri menjalani sesuatu yang terasa tidak natural. Pengalaman ini membuat sebagian dari mereka menjadi lebih selektif dan berhati-hati dalam memulai hubungan baru. Bahkan ada yang secara terbuka menyatakan bahwa mereka tidak terlalu percaya diri dalam hal cinta dan memilih untuk fokus pada pekerjaan lebih dulu.
Tidak Semua Artis Bisa Langsung Menyatu Secara Emosional
Berbeda dengan citra dramatis yang sering ditampilkan dalam serial televisi, kenyataannya banyak artis Korea justru memiliki pendekatan emosional yang jauh lebih hati-hati. Beberapa di antaranya merasa kesulitan untuk langsung membuka diri secara emosional kepada orang baru.
Hal ini bukan karena kurangnya empati, melainkan karena mereka telah terbiasa membatasi akses emosional mereka demi menjaga privasi dan kestabilan mental. Oleh karena itu, ketika dihadapkan pada proses pendekatan, mereka cenderung butuh waktu lebih lama untuk bisa merasa nyaman dan percaya pada orang lain.
Dalam banyak kasus, ketidaksesuaian ekspektasi inilah yang menyebabkan proses PDKT mereka terasa rumit dan berakhir tanpa kelanjutan hubungan.
Pilihan Fokus pada Karier Jadi Jalan Terbaik
Karena berbagai kendala tersebut, banyak artis Korea akhirnya memutuskan untuk tidak terlalu memaksakan hubungan asmara. Mereka lebih memilih untuk fokus pada karier yang sedang dijalani, sembari menunggu momen yang tepat jika memang ada hubungan yang datang secara alami.
Keputusan ini bukan berarti mereka menutup diri dari cinta, namun lebih pada bentuk perlindungan diri dari kelelahan emosional yang mungkin terjadi saat harus menjalani proses pendekatan. Dengan ritme kerja yang padat dan ekspektasi publik yang tinggi, sebagian besar dari mereka merasa bahwa menjaga kestabilan pribadi jauh lebih penting untuk saat ini.
Meski begitu, tak sedikit pula yang tetap berharap bisa bertemu dengan seseorang yang bisa memahami kesibukan dan ritme hidup mereka, serta mampu menjalin hubungan tanpa tekanan yang berlebihan sejak awal.