Chris Duncan Cetak Dua Kemenangan Guillotine Beruntun di UFC

Jumat, 01 Agustus 2025 | 09:30:21 WIB
Chris Duncan Cetak Dua Kemenangan Guillotine Beruntun di UFC

JAKARTA - Chris Duncan, petarung asal Skotlandia yang tengah bersinar di pentas UFC, mencatatkan sebuah catatan menarik jelang laga berikutnya di UFC Vegas 108. Dalam dua pertarungan terakhirnya, Duncan berhasil meraih kemenangan dengan teknik yang sama: kuncian guillotine choke. Sebuah pencapaian yang mencolok, terlebih jika dibandingkan dengan senior sekaligus mentornya di sasana, Dustin Poirier, yang justru tak pernah sukses menuntaskan kemenangan dengan teknik tersebut di dalam oktagon.

Situasi ini menciptakan kontras menarik antara Duncan dan Poirier. Keduanya memang berlatih di tempat yang sama, yakni di bawah naungan sasana elite American Top Team. Namun dalam penerapan teknik kuncian guillotine choke, Duncan tampak lebih berhasil menunjukkan efektivitasnya di arena pertarungan.

Performa Cemerlang di UFC Vegas 108

Chris Duncan akan kembali naik oktagon dalam gelaran UFC Vegas 108 yang digelar Minggu WIB. Dalam laga tersebut, Duncan akan bertarung di kelas ringan melawan petarung tangguh Mateusz Rebecki dalam co-main event. Pertarungan ini diharapkan menjadi sorotan utama karena mempertemukan dua petarung yang sama-sama memiliki kemampuan teknik tinggi dan agresivitas dalam bertarung.

Duncan datang ke laga ini dengan modal kepercayaan diri tinggi. Atlet MMA berusia 32 tahun tersebut telah mencatatkan rekor impresif, yaitu 13 kemenangan dan 2 kekalahan secara keseluruhan. Di ajang UFC sendiri, ia telah mengukir catatan 4 kemenangan dan 1 kekalahan. Dua kemenangan terakhirnya diperoleh dengan cara yang identik, yakni teknik guillotine choke yang kini menjadi ciri khasnya.

Teknik Guillotine yang Membawa Kemenangan

Guillotine choke adalah salah satu teknik klasik dalam dunia MMA, di mana seorang petarung mengunci leher lawan dengan lengannya dan menggunakan tekanan untuk membuat lawan menyerah. Teknik ini biasanya diterapkan saat lawan mencoba melakukan takedown, sehingga menjadi senjata balasan yang mematikan jika dieksekusi dengan tepat.

Dalam dua laga terakhirnya, Duncan menunjukkan bagaimana teknik ini bisa digunakan secara efektif di level kompetisi tinggi. Dengan ketepatan waktu, posisi tubuh yang stabil, serta kekuatan lengan yang solid, Duncan sukses memaksa dua lawannya menyerah lewat teknik guillotine choke. Efektivitas dan presisinya dalam menerapkan teknik ini menunjukkan pemahaman mendalam yang ia miliki terhadap seni bela diri campuran.

Satu Sasana, Dua Nasib Berbeda

Yang membuat cerita Duncan semakin menarik adalah hubungannya dengan Dustin Poirier, salah satu petarung elite UFC yang juga berlatih di American Top Team. Poirier dikenal sebagai petarung yang memiliki kemampuan striking tinggi dan juga menguasai berbagai teknik grappling, termasuk guillotine choke. Namun, meski sering mencoba teknik tersebut dalam pertarungan, Poirier belum pernah berhasil menyelesaikan pertarungan dengan kuncian tersebut.

Hal ini menciptakan kontras yang tak terduga antara murid dan senior. Duncan justru berhasil mengeksekusi teknik yang selama ini identik dengan Poirier, bahkan sampai dua kali berturut-turut. Meski tidak ada kompetisi langsung antara keduanya, fakta bahwa Duncan berhasil menyempurnakan teknik yang tidak pernah sukses dituntaskan oleh Poirier menambah dimensi tersendiri dalam karier Duncan.

Poirier Pensiun, Duncan Lanjutkan Warisan

Dustin Poirier telah mengumumkan pensiun dari dunia MMA setelah mengalami kekalahan dari Max Holloway dalam UFC 318. Pertarungan yang berlangsung pada 19 Juli lalu menjadi penutup perjalanan panjang karier Poirier di dunia pertarungan profesional. Keputusannya untuk pensiun tentu menandai akhir dari era salah satu petarung paling disegani di UFC.

Di sisi lain, Duncan seperti menjadi sosok penerus yang membawa semangat dan teknik yang pernah diperjuangkan Poirier. Meskipun belum mencapai ketenaran dan prestasi sebesar sang senior, Duncan memperlihatkan potensi besar yang siap dikembangkan. Ia tak hanya menguasai teknik dasar, tetapi juga mampu menggunakannya secara efektif dalam tekanan pertandingan sesungguhnya.

Menuju Laga Penting Melawan Rebecki

Pertarungan melawan Mateusz Rebecki akan menjadi ujian tersendiri bagi Duncan. Rebecki bukan lawan sembarangan, dan memiliki reputasi sebagai petarung dengan kemampuan serangan balik yang cepat. Duncan harus mampu membaca situasi dengan cermat untuk menentukan kapan waktu terbaik mengeksekusi kuncian atau memilih bermain dalam posisi dominan lainnya.

Namun, melihat bagaimana Duncan mampu memaksimalkan teknik yang tidak mudah dieksekusi seperti guillotine choke, banyak pihak yang menaruh harapan bahwa ia bisa tampil gemilang lagi. Kemenangan atas Rebecki akan memperkuat posisinya di kelas ringan dan membuka peluang lebih besar untuk pertarungan yang lebih besar ke depannya.

Dari Teknik ke Identitas

Kisah Duncan tidak hanya soal menang atau kalah, tetapi juga soal bagaimana seorang petarung menemukan ciri khas dan identitasnya dalam oktagon. Dengan dua kemenangan beruntun menggunakan teknik guillotine choke, Duncan tampak mulai membentuk gaya bertarung yang khas. Ini menjadi bekal penting dalam membangun karier di UFC yang kompetitif.

Mampu menguasai teknik yang tidak berhasil dieksekusi oleh rekan satu sasananya sendiri merupakan pencapaian tersendiri. Duncan tidak hanya belajar, tetapi juga berhasil menyempurnakan dan mengaplikasikan ilmu tersebut dalam ajang pertarungan sesungguhnya. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa Duncan adalah sosok yang siap mengukir jejak panjang di UFC, mungkin sebagai spesialis guillotine choke generasi baru.

Terkini

Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:44 WIB

MIND ID Dorong Transformasi Mineral Hijau Nasional

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:42 WIB

Rekomendasi Kuliner Puyuh Goreng Lezat di Malang

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:40 WIB

Rekomendasi Kuliner Dimsum Halal Enak di Bandung

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:39 WIB