Kini Waktunya Manchester United Bangkit

Jumat, 25 Juli 2025 | 08:14:26 WIB
Kini Waktunya Manchester United Bangkit

JAKARTA - Musim lalu menjadi babak kelam yang meninggalkan jejak mendalam dalam perjalanan Manchester United. Klub yang memiliki sejarah panjang dalam sepak bola Inggris ini harus menelan pil pahit setelah menutup musim di posisi ke-15 klasemen akhir. Capaian ini merupakan yang terburuk sejak tim mengalami degradasi pada tahun 1974.

Kekecewaan itu semakin dalam saat Manchester United gagal meraih trofi di final Liga Europa. Bertemu dengan Tottenham dalam partai puncak, harapan untuk menutup musim dengan sesuatu yang manis sirna seketika. Kekalahan tersebut menjadi klimaks dari rangkaian hasil buruk yang menghantui klub sepanjang musim.

Di tengah situasi yang tidak menguntungkan itu, sosok Mason Mount pun turut menjadi bagian dari narasi menyakitkan tersebut. Gelandang yang baru didatangkan dari Chelsea dengan nilai transfer mencapai 60 juta pounds diharapkan mampu membawa warna baru di lini tengah United. Namun ekspektasi tinggi itu harus berbenturan dengan kenyataan pahit.

Mount, yang dikenal sebagai pemain serba bisa dengan kualitas teknis mumpuni, justru lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang perawatan akibat cedera. Rentetan masalah fisik membuatnya kesulitan memberikan kontribusi maksimal kepada tim. Bukan hanya kehilangan menit bermain, tetapi juga kepercayaan diri yang sebelumnya menjadi salah satu kekuatannya.

Dalam kondisi seperti itu, tekanan dari suporter dan media pun tak bisa dihindari. Bergabung ke klub sebesar Manchester United tentu membawa harapan besar, dan ketika hasil tak berpihak, pemain mudah menjadi sasaran kritik. Mount harus menghadapi situasi tersebut di musim pertamanya bersama klub, suatu ujian mental yang tidak mudah bagi siapa pun.

Namun kini, suasana di tubuh klub perlahan berubah. Datangnya Ruben Amorim sebagai manajer baru memberikan angin segar di tengah awan kelam yang menyelimuti Old Trafford. Pelatih asal Portugal itu dikenal dengan pendekatan progresif dan keberanian memberi kepercayaan kepada pemain yang sempat terpinggirkan. Mason Mount menjadi salah satu pemain yang diharapkan bisa menemukan kembali bentuk terbaiknya di bawah arahan Amorim.

Mount sendiri menunjukkan sikap yang positif menyambut musim baru. Gelandang berusia 26 tahun itu tidak ingin larut dalam kekecewaan masa lalu. Sebaliknya, ia menjadikan pengalaman pahit musim lalu sebagai bahan pembelajaran untuk bangkit. Komitmennya terhadap klub tak goyah, bahkan diperkuat dengan tekad untuk menebus kegagalan yang telah terjadi.

"Musim lalu bukan apa yang saya harapkan. Cedera membuat saya sulit membantu tim secara maksimal. Tapi saya percaya, setiap pemain pasti mengalami masa sulit, dan yang terpenting adalah bagaimana kita meresponsnya," demikian ungkapan dari Mount yang menegaskan semangat barunya.

Ia juga menambahkan bahwa kehadiran Amorim membawa harapan baru tidak hanya untuk dirinya secara pribadi, tetapi juga untuk seluruh tim. Filosofi permainan yang lebih dinamis dan perhatian terhadap detail menjadi elemen yang dibutuhkan tim untuk bangkit dari keterpurukan.

Mount tidak sendiri dalam usahanya membalikkan keadaan. Sejumlah pemain lain yang juga tampil di bawah performa musim lalu menunjukkan semangat serupa. Reorganisasi di level manajemen dan pendekatan taktis yang lebih segar diharapkan mampu mengangkat kembali performa Manchester United ke jalur yang semestinya.

Bagi Mount, musim depan bukan hanya tentang membuktikan diri kepada para pendukung dan manajemen klub, melainkan juga kepada dirinya sendiri. Ia ingin kembali menunjukkan mengapa ia dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik Inggris saat masih berseragam Chelsea.

Keputusan meninggalkan Stamford Bridge menuju Old Trafford bukanlah langkah yang diambil sembarangan. Ia tahu bahwa tantangan di United akan lebih berat, namun itulah yang membuatnya tertarik. Tantangan besar menciptakan peluang besar pula, dan Mount ingin menjadi bagian dari sejarah kebangkitan klub.

Secara fisik, Mount disebut telah pulih sepenuhnya. Ia menjalani program rehabilitasi yang ketat sepanjang musim lalu dan kini merasa siap menghadapi musim penuh. Persiapan pra-musim yang dijalani bersama Amorim menjadi momen krusial baginya untuk menunjukkan progres yang ia capai.

Dengan kekuatan mental yang lebih matang dan pemahaman taktik baru yang terus diasah, Mount percaya bahwa ia bisa menjadi pemain kunci dalam sistem Amorim. Perannya sebagai penghubung antara lini tengah dan lini serang bisa kembali menonjol, khususnya dalam formasi yang memberi ruang kreativitas lebih besar.

Meski demikian, tantangan tetap ada. Kompetisi di lini tengah United sangat ketat, dengan nama-nama seperti Bruno Fernandes, Casemiro, dan Christian Eriksen yang juga memperebutkan tempat di tim utama. Namun Mount menyambut kompetisi itu dengan semangat positif. Ia yakin bahwa kerja keras, disiplin, dan determinasi akan membuahkan hasil.

Kini, semua mata akan kembali tertuju ke Old Trafford. Manchester United sedang berada di titik balik, dan musim depan akan menjadi ujian nyata bagi semua elemen klub—termasuk Mason Mount. Apakah ia mampu bangkit dan menjawab semua keraguan? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Namun satu hal yang pasti: Mount tidak akan menyerah. Ia datang ke United untuk sukses, dan musim depan adalah panggung yang ia tunggu untuk membuktikan bahwa ia masih layak diperhitungkan di level tertinggi.

Terkini

Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:44 WIB

MIND ID Dorong Transformasi Mineral Hijau Nasional

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:42 WIB

Rekomendasi Kuliner Puyuh Goreng Lezat di Malang

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:40 WIB

Rekomendasi Kuliner Dimsum Halal Enak di Bandung

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:39 WIB