Raminten Jamu Joke Jazz Sajikan Hiburan Budaya Jogja

Jumat, 25 Juli 2025 | 08:42:32 WIB
Raminten Jamu Joke Jazz Sajikan Hiburan Budaya Jogja

JAKARTA - Kota Yogyakarta kembali menjadi panggung kreativitas yang tak pernah kehabisan ide. Kali ini, sebuah event bertajuk Raminten Jamu-Joke & Jazz hadir membawa nuansa hiburan yang antimainstream, memadukan nilai-nilai budaya, musikalitas, dan sentuhan komedi dalam satu kemasan artistik. Digagas oleh sejumlah seniman dan budayawan setempat, acara ini tidak hanya sekadar hiburan, melainkan juga upaya untuk memperkenalkan bentuk pertunjukan baru yang berakar dari kekayaan lokal.

Konsep unik ini lahir dari tangan dua tokoh penting di jagat budaya Jogja, yakni Eko Bebek dan Julius Felicianus. Keduanya memiliki latar belakang kuat dalam bidang seni dan kebudayaan. Eko dikenal luas sebagai seniman nyentrik yang sarat gagasan progresif, sementara Julius Felicianus adalah seorang budayawan, tokoh intelektual, sekaligus penulis buku yang kerap mengangkat tema sosial budaya dalam karyanya.

Raminten Jamu-Joke & Jazz diposisikan sebagai bentuk ekspresi baru yang mencoba mengangkat budaya lokal dengan pendekatan hiburan yang menyenangkan dan mudah dicerna oleh berbagai kalangan. Di balik nama yang terdengar ringan dan jenaka, tersimpan pesan mendalam mengenai pentingnya merawat tradisi melalui medium yang relevan dengan perkembangan zaman.

Acara ini tidak sekadar menampilkan pertunjukan musik jazz atau humor biasa. Ada sinergi antara elemen seni pertunjukan, narasi budaya, serta pengalaman cita rasa lokal seperti jamu dan kuliner khas. Melalui pendekatan ini, penonton diajak tidak hanya menikmati sajian hiburan, tapi juga merasakan atmosfer Jogja yang autentik secara utuh.

Menariknya, gelaran ini diklaim akan menjadi parameter baru dalam dunia hiburan Kota Jogja. Tidak seperti konser musik konvensional, Raminten Jamu-Joke & Jazz menyuguhkan format pertunjukan yang cair, kolaboratif, dan sarat pesan budaya. Ke depan, acara ini tidak hanya akan menjadi penanda kreativitas, tetapi juga agenda tahunan yang rutin digelar untuk menyemarakkan dunia pertunjukan seni Jogja.

Konsep acara ini terinspirasi dari sosok pendiri Raminten, almarhum Hamzah Soeleman. Gagasan awalnya berangkat dari ide beliau yang selama hidupnya berkomitmen menghadirkan ruang wisata dan budaya yang unik, terbuka, serta mencerminkan karakter lokal. Dalam pendekatan Hamzah, kebudayaan tidak boleh terjebak dalam bentuk formal semata, melainkan harus bisa masuk ke ruang-ruang publik yang menghibur dan membangkitkan rasa bangga terhadap identitas.

“Ini adalah kelanjutan dari gagasan dan semangat Mas Hamzah Soeleman. Kita ingin budaya Jogja hadir dalam kemasan yang lebih cair, menghibur, namun tetap memiliki makna,” ungkap Eko Bebek saat menjelaskan latar belakang konsep acara ini.

Gagasan tersebut kemudian dikembangkan oleh Julius Felicianus menjadi satu skema program yang menyatukan elemen hiburan dengan narasi kebudayaan lokal. Julius menilai bahwa masyarakat saat ini membutuhkan ruang ekspresi budaya yang tidak melulu bersifat formal dan sakral. Justru dengan membungkusnya dalam bentuk humor, musik, dan makanan tradisional, pesan budaya dapat lebih mudah diserap oleh generasi muda.

Selain menjadi ruang hiburan, event ini juga diharapkan mampu membuka pintu partisipasi lebih luas dari para pelaku seni lintas genre. Kolaborasi antara seniman tradisional, musisi jazz, hingga komedian lokal menjadi nilai tambah yang membedakan acara ini dari kegiatan serupa. Ruang kreatif ini menjadi ajang saling belajar, saling memberi ruang, dan saling menginspirasi.

Dengan semangat kolaborasi itu pula, panitia berencana menyelenggarakan acara ini secara rutin setiap tahun. Harapannya, Jogja tidak hanya dikenal sebagai kota budaya dalam pengertian klasik, tetapi juga sebagai kota yang terbuka terhadap inovasi dan transformasi ekspresi seni.

Secara teknis, acara Raminten Jamu-Joke & Jazz juga dirancang agar inklusif dan ramah bagi berbagai kalangan. Penonton dari berbagai latar belakang usia dan sosial diharapkan dapat menikmati pertunjukan ini dengan nyaman. Format acaranya yang interaktif akan melibatkan audiens dalam berbagai sesi, seperti dialog budaya, pertunjukan musik live, stand-up comedy, hingga jamuan jamu dan kuliner khas Jawa.

Kehadiran jamu sebagai bagian dari rangkaian acara bukan tanpa alasan. Jamu, sebagai warisan budaya yang telah turun-temurun dikonsumsi masyarakat Jawa, menjadi simbol perawatan tradisi dan penyembuhan yang relevan hingga kini. Dalam acara ini, jamu bukan hanya dikonsumsi sebagai minuman, tetapi juga sebagai narasi yang mengandung filosofi hidup masyarakat lokal.

Di sisi lain, musik jazz dipilih karena sifatnya yang fleksibel dan mampu menyatu dengan unsur budaya manapun. Jazz dalam konteks pertunjukan ini bukan sekadar gaya musik modern, melainkan sebagai metafora keterbukaan, improvisasi, dan kebebasan berekspresi. Ketika jazz bertemu dengan guyonan khas Jogja dan jamu tradisional, maka lahirlah satu perpaduan pertunjukan yang khas dan bernuansa kultural tinggi.

Dengan semangat kebaruan dan kesetiaan pada akar budaya, Raminten Jamu-Joke & Jazz bukan hanya akan menjadi hiburan alternatif, tetapi juga medium refleksi kebudayaan. Melalui panggung ini, nilai-nilai tradisi dikemas secara kontekstual agar tetap hidup, relevan, dan menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban masa kini.

Dalam perjalanannya nanti, acara ini diharapkan menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin menikmati sisi lain dari Jogja. Tak sekadar melihat Candi Prambanan atau menyusuri Malioboro, wisatawan juga bisa menyaksikan ekspresi budaya yang hidup, segar, dan penuh warna melalui pertunjukan seni khas Raminten.

Terkini

Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:44 WIB

MIND ID Dorong Transformasi Mineral Hijau Nasional

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:42 WIB

Rekomendasi Kuliner Puyuh Goreng Lezat di Malang

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:40 WIB

Rekomendasi Kuliner Dimsum Halal Enak di Bandung

Rabu, 10 September 2025 | 16:23:39 WIB