JAKARTA - Optimisme tengah menyelimuti sektor kawasan industri di Indonesia, seiring bergulirnya transformasi menuju kendaraan ramah lingkungan. Upaya pemerintah dan pelaku industri dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (EV) mulai membuahkan hasil nyata, khususnya bagi para emiten kawasan industri yang menyediakan lahan untuk pembangunan infrastruktur penunjang teknologi tersebut.
Salah satu emiten yang telah merasakan dampaknya adalah PT Jababeka Tbk (KIJA). Perusahaan ini mencatat kinerja positif dalam perolehan marketing sales pada kuartal pertama tahun berjalan, berkat kontribusi signifikan dari pembangunan ekosistem kendaraan listrik di kawasan yang mereka kelola.
Sekretaris Perusahaan KIJA, Mulyadi Suganda, menyampaikan bahwa marketing sales yang berhasil dihimpun Jababeka per kuartal I mencapai Rp 1,19 triliun. Jumlah tersebut mencerminkan sekitar 34 persen dari target keseluruhan marketing sales Jababeka pada tahun ini yang dipatok sebesar Rp 3,5 triliun. Pencapaian ini memperlihatkan betapa strategisnya peran pengembangan ekosistem EV dalam mendongkrak kinerja keuangan perusahaan kawasan industri.
“Kami memperoleh marketing sales sebesar Rp 1,19 triliun hingga kuartal pertama. Ini menunjukkan kontribusi besar dari proyek-proyek yang terkait dengan ekosistem kendaraan listrik,” ujar Mulyadi Suganda dalam keterangannya.
Data tersebut menjadi sinyal kuat bahwa sektor properti industri tidak lagi hanya mengandalkan penyewaan lahan semata, melainkan mulai merambah pada segmen-segmen bernilai tambah yang sejalan dengan arah perkembangan teknologi dan keberlanjutan lingkungan. Dengan meningkatnya permintaan terhadap lahan yang siap dibangun untuk fasilitas manufaktur EV, pusat distribusi komponen, maupun sistem pendukung lainnya, kawasan industri seperti milik Jababeka menjadi magnet baru bagi investor.
Sejalan dengan itu, pertumbuhan marketing sales dari sektor ini juga menunjukkan bagaimana kawasan industri dapat menyesuaikan diri dengan tren global sekaligus memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Indonesia sebagai negara dengan pasar otomotif yang berkembang pesat. Selain itu, insentif pemerintah terhadap industri EV turut menciptakan daya tarik tersendiri, terutama bagi perusahaan-perusahaan asing yang ingin melakukan ekspansi di kawasan Asia Tenggara.
Dengan kinerja yang cukup menjanjikan di awal tahun, Jababeka optimis dapat merealisasikan target marketing sales hingga akhir tahun. Pencapaian sebesar 34 persen pada kuartal pertama memberikan ruang yang luas untuk strategi lanjutan dalam mengamankan sisa target yang ada. Perusahaan juga disebut telah menyiapkan sejumlah pendekatan untuk menarik investor lain yang bergerak di bidang teknologi ramah lingkungan dan berorientasi masa depan.
Dalam konteks ini, kehadiran proyek ekosistem kendaraan listrik bukan hanya memberikan nilai tambah secara ekonomi, tetapi juga mengangkat citra kawasan industri menjadi lebih modern, inovatif, dan relevan dengan tuntutan zaman. Hal ini menjadi bukti bahwa pengelola kawasan industri perlu terus adaptif dan membuka ruang seluas-luasnya bagi pengembangan industri berkelanjutan.
Lebih jauh, partisipasi kawasan industri dalam pengembangan ekosistem EV juga memberikan dampak positif secara tidak langsung terhadap sektor-sektor pendukung lainnya. Infrastruktur jalan, energi, logistik, hingga sumber daya manusia menjadi elemen penting yang turut bergerak seiring tumbuhnya kebutuhan atas kawasan industri berbasis EV. Dalam hal ini, Jababeka mengambil peran sebagai fasilitator pertumbuhan ekonomi melalui pengelolaan kawasan yang terintegrasi dan ramah terhadap pengembangan teknologi bersih.
Langkah-langkah seperti ini tentu tak lepas dari strategi bisnis jangka panjang yang telah dirancang oleh Jababeka. Perusahaan tak hanya fokus pada pemanfaatan lahan semata, tetapi juga mulai membangun sinergi dengan pelaku industri teknologi untuk menciptakan ekosistem yang berdaya saing tinggi. Dengan dukungan fasilitas yang lengkap serta kebijakan pemerintah yang mendukung, kawasan industri seperti milik Jababeka menjadi pilihan strategis bagi perusahaan yang bergerak di bidang kendaraan listrik.
Mulyadi Suganda juga mengungkapkan bahwa pendekatan perusahaan dalam memasarkan kawasan industri kini lebih banyak menyesuaikan dengan kebutuhan industri masa depan. Kecepatan dalam merespons tren serta kemampuan untuk menawarkan solusi lengkap menjadi nilai lebih yang dibutuhkan oleh calon investor.
“Permintaan dari sektor-sektor baru, terutama kendaraan listrik, menjadi momentum penting untuk terus mengembangkan kawasan industri yang dinamis dan sesuai kebutuhan,” tegasnya.
Dari sisi prospek, pelaku industri memperkirakan bahwa pengembangan ekosistem kendaraan listrik akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini sejalan dengan komitmen global terhadap pengurangan emisi karbon dan pergeseran ke energi terbarukan. Kawasan industri yang mampu mengakomodasi kebutuhan tersebut diyakini akan menjadi pilihan utama dalam distribusi investasi masa depan.
Secara keseluruhan, performa marketing sales Jababeka di kuartal pertama mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam memanfaatkan peluang sektor baru yang sedang berkembang. Dengan strategi yang tepat dan kesiapan infrastruktur yang memadai, Jababeka tampak siap menjadi motor penggerak transformasi industri nasional menuju era kendaraan listrik yang lebih masif dan terstruktur.
Di tengah upaya global menekan emisi karbon dan meningkatkan efisiensi energi, peran kawasan industri sebagai tulang punggung pengembangan manufaktur tetap relevan. Justru kini, kawasan industri memiliki tanggung jawab lebih besar untuk menjadi pelopor transisi hijau dan digital, yang tidak hanya menghasilkan nilai ekonomi, tapi juga keberlanjutan jangka panjang.