JAKARTA - Revolusi skuad tengah dijalankan oleh Manchester United. Tanpa menunggu hingga musim bergulir, klub ini bergerak cepat menyusun ulang pondasi tim dengan mendatangkan wajah-wajah baru yang diharapkan mampu mengangkat performa. Dalam jendela transfer musim panas ini, tiga nama sudah resmi diperkenalkan, menandai awal dari kemungkinan perubahan besar yang lebih luas.
Ketiganya adalah Matheus Cunha, Diego Leon, dan yang terbaru, Bryan Mbeumo. Masing-masing hadir dengan peran strategis yang telah dirancang oleh manajemen dan pelatih kepala Ruben Amorim. Para pemain ini tak hanya dibeli untuk memperkuat kedalaman skuad, namun juga dimaksudkan untuk mengoreksi kegagalan musim lalu yang masih membekas.
Transfer Matheus Cunha dan Diego Leon diselesaikan sejak awal bursa dibuka. Proses yang cepat ini menunjukkan tekad United untuk tidak mengulang penundaan pergerakan seperti yang terjadi di masa lalu. Sedangkan kedatangan Bryan Mbeumo yang diumumkan baru-baru ini, memberikan sinyal kuat bahwa United tidak ingin membiarkan ketergantungan pada pemain lama terus berlanjut.
Ketiga pemain baru ini dipastikan akan bergabung dalam tur pramusim United ke Amerika Serikat. Di sana, pelatih Ruben Amorim akan mulai menyatukan semua elemen baru dalam sistem permainannya. Bagi Amorim, masa pramusim ini bukan sekadar latihan biasa. Ini adalah awal dari pembuktian, bukan hanya bagi dirinya sebagai pelatih yang baru menangani tim selama satu musim, tetapi juga untuk para rekrutan yang telah dipilih dengan pertimbangan matang.
Kehadiran Bryan Mbeumo dari Brentford menjadi sorotan karena reputasinya sebagai pemain sayap yang konsisten. Ia dikenal lincah, tangguh dalam duel satu lawan satu, dan mampu mencetak gol dari berbagai posisi. Karakteristik ini dinilai cocok dengan filosofi permainan Amorim yang menuntut kecepatan dan kreativitas dari sisi lapangan. Bagi Mbeumo sendiri, ini adalah tantangan besar dalam kariernya, sebuah lompatan menuju panggung yang lebih besar.
Sementara itu, Matheus Cunha membawa dimensi berbeda dalam lini serang. Ia bukan tipe striker murni yang hanya menunggu bola, namun lebih aktif bergerak, membuka ruang, dan mampu menjadi fasilitator serangan. Kemampuannya dalam menghubungkan lini tengah dengan lini depan sangat penting untuk formasi dinamis yang diusung Amorim.
Lalu ada Diego Leon, pemain muda yang dikenal sebagai gelandang bertahan penuh energi. Di usianya yang masih muda, ia telah memperlihatkan kematangan permainan yang membuat United yakin untuk membawanya lebih awal. Dalam formasi Ruben Amorim, peran gelandang bertahan bukan hanya soal memutus serangan lawan, tetapi juga soal membangun serangan dari bawah, membaca ritme, dan menjaga keseimbangan.
Dengan kedatangan ketiganya, Manchester United kini memiliki banyak opsi yang bisa dirotasi sesuai kebutuhan. Tak hanya soal mengisi kekosongan, tetapi juga menciptakan kompetisi sehat di dalam tim. Amorim disebut akan terus mengevaluasi performa semua pemain, baik lama maupun baru, selama tur pramusim di Amerika.
Tur ini sendiri menjadi medan uji coba penting. Manchester United tidak hanya akan menjajal beberapa klub papan atas Eropa dan Amerika, namun juga menguji formasi, pendekatan taktik, serta adaptasi pemain terhadap skema yang diterapkan. Ruben Amorim membutuhkan waktu yang cukup untuk membentuk kembali identitas tim yang sempat hilang musim lalu.
Kegagalan United menembus target di musim sebelumnya menjadi pelajaran penting. Tidak hanya dari sisi hasil, tetapi juga dari aspek konsistensi permainan. Oleh sebab itu, pembangunan kembali tim dimulai lebih awal, salah satunya dengan merekrut pemain-pemain yang secara taktis kompatibel dengan kebutuhan.
Namun proyek ini belum selesai. Masih ada peluang United untuk menambah dua atau tiga pemain lagi sebelum jendela transfer resmi ditutup pada bulan September mendatang. Isu mengenai tambahan bek tengah dan satu gelandang kreatif terus mencuat. Jika terealisasi, maka total pemain baru yang direkrut bisa mencapai enam orang.
Hal ini menandakan bahwa Amorim dan manajemen tidak main-main dalam memperbaiki performa. Mereka menyadari bahwa tekanan untuk bangkit bukan hanya berasal dari suporter, tetapi juga dari dinamika persaingan di Liga Inggris yang semakin ketat. Keterlambatan membentuk tim bisa berdampak fatal di awal musim.
Sikap aktif United di bursa transfer juga memperlihatkan pergeseran pendekatan yang lebih agresif dan terencana. Tak ada lagi pembelian panik menjelang tenggat waktu. Kini semua dilakukan lebih sistematis, dengan riset dan pemetaan kebutuhan yang lebih rapi. Bahkan, kedatangan Bryan Mbeumo disebut telah direncanakan sejak paruh kedua musim lalu.
Dengan semua langkah ini, Manchester United berharap bisa mengarungi musim kompetisi 2025/2026 dengan kepercayaan diri baru. Pemain-pemain baru tidak hanya menjadi penambah kuantitas, tapi diharapkan juga membawa kualitas serta semangat bersaing yang lebih tinggi di ruang ganti.
Kini tinggal bagaimana Ruben Amorim meracik semua elemen tersebut menjadi kesatuan tim yang solid. Jika semua berjalan sesuai rencana, maka United bisa menjadi salah satu kekuatan yang paling diperhitungkan di musim mendatang. Langkah awal sudah diambil. Tinggal menunggu hasil dari semua pergerakan yang tengah dilakukan.