JAKARTA - Antusiasme terhadap pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2025 mulai terasa, terutama di kalangan pelaku industri otomotif nasional. Ajang tahunan ini kembali hadir di ICE BSD City, Tangerang, dan dijadwalkan berlangsung selama sebelas hari, mulai 24 Juli hingga 3 Agustus. Dengan ekspektasi besar, pelaksanaan GIIAS tahun ini diharapkan mampu memberikan suntikan signifikan bagi performa penjualan mobil yang masih menunjukkan tren penurunan di paruh pertama tahun ini.
Dalam konteks industri otomotif, GIIAS bukan sekadar ajang pameran teknologi kendaraan terbaru. Ia telah menjadi simbol pemulihan dan momentum kebangkitan penjualan, terutama ketika pasar sedang dalam kondisi stagnan. Hal ini terlihat dari kondisi pada semester I tahun ini, ketika penjualan mobil wholesales turun sebesar 8,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sepanjang Januari hingga Juni, total distribusi kendaraan dari pabrik ke dealer hanya mencapai 374.740 unit, sedangkan pada tahun sebelumnya angkanya mencapai 410.020 unit.
Penurunan ini tentu menjadi perhatian serius bagi para pelaku industri, termasuk agen pemegang merek (APM), asosiasi otomotif, hingga pemerintah. Berbagai faktor diyakini menjadi penyebabnya, mulai dari kondisi ekonomi global yang belum stabil, fluktuasi harga bahan bakar, kebijakan suku bunga, hingga pengetatan pembiayaan kendaraan dari lembaga keuangan. Di sisi lain, minat masyarakat terhadap kendaraan pribadi tetap ada, namun keputusan untuk membeli lebih banyak dipengaruhi faktor kehati-hatian.
Di sinilah peran GIIAS menjadi sangat strategis. Dengan menghadirkan puluhan merek otomotif, dari kendaraan penumpang, kendaraan komersial, hingga kendaraan listrik, GIIAS mampu menjadi etalase utama yang memicu minat beli masyarakat. Tidak hanya dari segi tampilan produk baru, tapi juga dari berbagai penawaran dan promo khusus yang hanya tersedia selama pameran berlangsung. Banyak APM biasanya memanfaatkan momentum ini untuk meluncurkan varian terbaru atau model facelift yang dinantikan pasar.
Lebih dari itu, GIIAS juga berfungsi sebagai platform edukasi. Pengunjung tidak hanya disuguhi kendaraan terbaru, tapi juga dapat memahami lebih jauh soal teknologi, fitur keselamatan, efisiensi energi, dan tren elektrifikasi yang tengah berkembang. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih percaya diri dalam membuat keputusan pembelian berdasarkan informasi yang mereka peroleh langsung dari produsen dan tenaga ahli di booth-booth peserta pameran.
Bagi APM, kehadiran GIIAS 2025 sangat dinantikan sebagai salah satu momentum pemulihan kinerja. Dengan anjloknya angka wholesales pada semester awal, banyak pihak menaruh harapan agar melalui pameran ini, gairah pasar bisa kembali terangkat. Apalagi biasanya, semester II menjadi periode dengan aktivitas ekonomi lebih tinggi karena didukung berbagai faktor musiman, seperti kebutuhan menjelang akhir tahun, pameran regional, dan juga insentif dari pabrikan.
Lebih dari sekadar ajang transaksi, GIIAS juga menjadi indikator tren pasar. Model-model yang diminati pengunjung selama pameran sering kali menjadi penentu arah strategi pemasaran APM ke depannya. Selain itu, GIIAS juga membuka ruang bagi kolaborasi bisnis antara distributor, leasing, dan pelaku industri pendukung lainnya.
Dari sisi penyelenggara, berbagai persiapan telah dilakukan secara intensif demi memastikan GIIAS tahun ini berlangsung sukses dan sesuai ekspektasi. Pengelolaan area pameran, pengaturan lalu lintas pengunjung, serta protokol keamanan terus dimatangkan. Pihak penyelenggara juga berupaya menghadirkan pengalaman interaktif melalui test drive area, sesi peluncuran eksklusif, dan talkshow bersama tokoh otomotif ternama.
Satu hal yang menjadi perhatian khusus dalam GIIAS 2025 adalah peran kendaraan listrik. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor ini mengalami pertumbuhan pesat dan menjadi fokus utama pemerintah dalam strategi transisi energi. Berbagai produsen kendaraan listrik dipastikan hadir dan menampilkan lini produk mereka, baik yang telah dijual di Indonesia maupun model konsep yang menggambarkan masa depan mobilitas ramah lingkungan. Hal ini diharapkan mampu mendorong percepatan adopsi kendaraan listrik oleh masyarakat.
Bagi konsumen, GIIAS adalah tempat ideal untuk membandingkan banyak model dalam satu waktu dan lokasi. Mereka dapat mencoba, melihat langsung, bahkan mendapatkan simulasi pembiayaan dari lembaga leasing yang juga membuka layanan selama pameran. Ini tentu menjadi daya tarik tersendiri di tengah kondisi ekonomi yang mendorong konsumen untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan finansial.
Meskipun tantangan masih ada, kehadiran GIIAS 2025 dinilai sebagai titik balik penting bagi industri otomotif nasional. Penurunan kinerja pada semester pertama memang menjadi sinyal waspada, tetapi dengan strategi yang tepat dan partisipasi aktif dari seluruh pelaku industri, semester kedua tahun ini masih menyimpan peluang besar. Salah satunya tentu saja melalui ajang GIIAS, yang dari tahun ke tahun telah terbukti efektif dalam menggairahkan kembali pasar otomotif Indonesia.
Sebagai penutup, pameran ini bukan sekadar ruang unjuk gigi produk otomotif, tapi juga menjadi ajang pemulihan kepercayaan pasar. Jika mampu dimanfaatkan secara maksimal oleh APM dan mitra industri lainnya, maka GIIAS 2025 berpotensi menjadi pemicu utama kebangkitan sektor otomotif di paruh akhir tahun ini.