JAKARTA - Pendekatan baru dalam strategi investasi nasional kini semakin mengarah pada prioritas pembangunan ekonomi dalam negeri. Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara memberikan sinyal kuat bahwa fokus investasi akan dititikberatkan pada sektor-sektor strategis di Indonesia. Keputusan ini menjadi penanda arah kebijakan yang lebih berpihak kepada pertumbuhan domestik dan pemanfaatan potensi lokal secara optimal.
CEO BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menyatakan bahwa seluruh investasi yang telah dan akan dilakukan akan melalui proses evaluasi menyeluruh. Dalam pernyataannya, ia menggarisbawahi bahwa sekitar 80 persen dari keseluruhan investasi akan diarahkan ke dalam negeri, sementara sisanya dialokasikan untuk investasi luar negeri.
“Kita evaluasi semua investasi. Kita kan fokusnya di Indonesia dulu ya. Kita bilangnya 80 persen fokus di Indonesia, 20 persen di luar Indonesia,” ujar Rosan saat memberikan keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta.
Pernyataan ini mencerminkan perubahan paradigma dalam pengelolaan investasi oleh BPI Danantara. Sebelumnya, strategi investasi luar negeri menjadi bagian penting dari diversifikasi portofolio. Namun kini, dengan mempertimbangkan potensi besar yang dimiliki Indonesia, penekanan lebih pada pembangunan ekonomi dalam negeri menjadi relevan dan strategis.
Kebijakan ini juga sejalan dengan visi jangka panjang pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi baru yang tidak hanya menjadi pasar konsumsi, tetapi juga basis produksi dan inovasi. Untuk itu, Danantara berperan penting dalam mengarahkan aliran dana ke sektor-sektor yang dapat memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Meskipun fokus utama diarahkan ke dalam negeri, Rosan menjelaskan bahwa pihaknya tetap mempertimbangkan potensi investasi di luar Indonesia. Namun, ia menegaskan bahwa investasi luar negeri tidak dilakukan sembarangan, melainkan didasarkan pada prinsip manfaat ganda bagi Indonesia.
Pertimbangan utama yang dijadikan landasan investasi luar negeri adalah adanya peluang transfer teknologi dan penciptaan lapangan kerja yang nantinya akan memberi dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Dengan kata lain, setiap investasi yang dilakukan harus memiliki keterkaitan dengan kepentingan nasional.
Menurut Rosan, aspek keuntungan bagi Indonesia juga menjadi penentu utama dalam memilih destinasi investasi. Keuntungan yang dimaksud bukan hanya bersifat finansial, tetapi juga meliputi manfaat strategis dalam memperkuat daya saing ekonomi Indonesia di kancah global.
Dalam konteks tersebut, investasi luar negeri lebih dilihat sebagai jembatan untuk membawa pulang teknologi, keahlian, dan kemitraan internasional yang dapat diadaptasi di dalam negeri. Sehingga, investasi bukan hanya soal pengembalian modal, tetapi juga transformasi struktural yang lebih luas.
Langkah ini menegaskan peran BPI Danantara sebagai institusi pengelola dana investasi yang berpihak pada kepentingan nasional jangka panjang. Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan, kebijakan fokus dalam negeri menjadi bentuk ketahanan ekonomi yang bertumpu pada sumber daya dan kapasitas sendiri.
Di sisi lain, strategi ini juga menjadi peluang besar untuk memperkuat industri dalam negeri. Dengan dukungan investasi, sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, digital, dan manufaktur berpeluang tumbuh lebih cepat dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Kebijakan yang diambil Danantara juga mencerminkan komitmen untuk mendukung program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah. Investasi diarahkan untuk mendorong nilai tambah produk dalam negeri sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada ekspor bahan mentah semata.
Selain itu, aliran investasi ke dalam negeri diharapkan menciptakan efek berganda (multiplier effect) seperti peningkatan pendapatan masyarakat, pembukaan lapangan kerja baru, dan penguatan rantai pasok lokal. Dalam hal ini, Danantara bukan hanya menjadi pengelola dana, melainkan penggerak ekosistem pembangunan nasional.
Secara keseluruhan, langkah evaluasi ulang terhadap portofolio investasi dan penguatan fokus pada pasar domestik merupakan respon strategis terhadap kebutuhan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. Danantara mengambil posisi yang proaktif untuk memastikan bahwa setiap rupiah investasi yang dikelola memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia.
Melalui kebijakan ini, Danantara juga berkontribusi dalam memperkuat kepercayaan investor lokal dan asing bahwa Indonesia adalah tempat yang menjanjikan untuk pertumbuhan dan kestabilan investasi. Kejelasan arah dan keberpihakan terhadap pembangunan nasional menjadi fondasi kuat untuk menciptakan iklim investasi yang sehat dan kompetitif.
Dengan demikian, apa yang dilakukan BPI Danantara bukan semata kebijakan administratif, melainkan perwujudan komitmen untuk menjadikan investasi sebagai instrumen perubahan struktural yang mampu mendorong Indonesia melaju lebih cepat menuju masa depan ekonomi yang mandiri, maju, dan inklusif.