JAKARTA - Semangat pemberdayaan ekonomi lokal kembali ditegaskan oleh pemerintah pusat melalui kehadiran Wakil Menteri Perdagangan, Dyah Roro Esti Widya Putri, dalam kunjungan kerjanya ke Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Dalam kunjungan yang berlangsung Selasa, Wamen Dyah Roro menyempatkan diri berdialog langsung dengan masyarakat pesisir di Desa Warloka. Desa ini dikenal memiliki potensi ekonomi besar di sektor perikanan dan kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal setempat.
Kunjungan kerja ini bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan bentuk nyata kehadiran pemerintah pusat di tengah masyarakat daerah, khususnya di kawasan timur Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, berbagai aspirasi masyarakat disampaikan langsung kepada Wamen, yang dengan antusias menanggapi dan menegaskan dukungan konkret dari kementerian terhadap pengembangan sektor unggulan lokal.
Wamen Dyah Roro menekankan bahwa Kementerian Perdagangan akan terus mendorong sinergi dengan pemerintah daerah untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki wilayah pesisir seperti Warloka. Dalam dialog, ia menyoroti pentingnya kolaborasi untuk memperkuat rantai pasok, pengolahan hasil perikanan, serta mendorong UMKM agar mampu menembus pasar ekspor.
“Potensi perikanan di wilayah ini sangat besar, begitu pula produk-produk UMKM yang memiliki nilai tambah tinggi. Kami dari Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk mendukung pengembangan ini melalui kerja sama yang solid dengan pemerintah daerah,” ungkap Wamen Dyah Roro di hadapan masyarakat.
Dukungan tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari pelatihan peningkatan kapasitas pelaku usaha, penyediaan akses pasar, fasilitasi sertifikasi produk, hingga penguatan promosi melalui pameran dalam dan luar negeri. Pemerintah juga terus mengembangkan platform digital agar pelaku UMKM bisa menjangkau konsumen yang lebih luas, termasuk pasar internasional.
Pentingnya mengintegrasikan produk lokal dengan strategi ekspor menjadi salah satu pesan utama yang disampaikan Wamen dalam kunjungannya. Menurutnya, potensi daerah seperti Manggarai Barat tidak hanya penting dalam konteks pariwisata, tetapi juga dalam peran strategisnya sebagai produsen komoditas unggulan.
Warloka, yang berada tidak jauh dari kawasan wisata utama Labuan Bajo, sebenarnya memiliki keuntungan geografis yang cukup signifikan. Selain dekat dengan jalur logistik, desa ini juga memiliki akses langsung ke laut yang kaya hasil perikanan. Potensi ini, jika dimaksimalkan melalui pendekatan yang terarah dan terstruktur, akan membuka jalan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Selain sektor perikanan, para pelaku UMKM di Desa Warloka juga menunjukkan antusiasme tinggi dalam menghasilkan produk-produk khas lokal, seperti kerajinan tangan, olahan makanan laut, dan berbagai produk kreatif lainnya. Sayangnya, selama ini keterbatasan dalam hal pemasaran dan akses distribusi seringkali menjadi kendala dalam pengembangan usaha mereka.
Dalam sesi dialog, Wamen Dyah Roro juga mengajak masyarakat untuk terus menjaga kualitas produk serta beradaptasi dengan kebutuhan pasar global. Ia menekankan bahwa daya saing produk tidak hanya ditentukan oleh bahan baku, tetapi juga oleh kualitas kemasan, standar kesehatan, serta cerita atau nilai lokal yang melekat pada setiap produk.
Kementerian Perdagangan, lanjutnya, akan memfasilitasi pelaku usaha untuk bisa masuk ke dalam sistem perdagangan nasional maupun ekspor, dengan tetap menjaga keunikan dan kekhasan produk lokal. Ia menegaskan bahwa produk dari desa-desa pesisir seperti Warloka memiliki peluang besar untuk menembus pasar mancanegara, asalkan dikelola dengan baik dan terintegrasi dengan sistem logistik nasional.
Dari sisi pemerintah daerah, kunjungan ini memberikan dorongan semangat dan memperkuat komitmen bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dukungan pusat terhadap pelaku UMKM dan sektor perikanan dinilai menjadi momentum penting dalam menata ulang strategi pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Wamen juga mendorong agar pemerintah kabupaten dapat memetakan potensi ekspor dari wilayahnya secara lebih rinci, sehingga langkah-langkah penguatan dari sisi perdagangan bisa lebih tepat sasaran. Pendampingan secara teknis maupun administratif, termasuk pelatihan ekspor, pendaftaran merek, dan standarisasi, diharapkan bisa dilaksanakan secara bertahap dan menyeluruh.
Melalui kegiatan seperti ini, pemerintah berupaya memastikan bahwa pembangunan ekonomi tidak hanya terjadi di pusat-pusat kota besar, tetapi juga menjangkau desa-desa dan wilayah terpencil yang selama ini kurang mendapatkan akses. Wamen Dyah Roro percaya bahwa dengan keberpihakan nyata kepada masyarakat akar rumput, Indonesia akan memiliki basis ekonomi yang lebih kuat dan merata.
Lebih jauh, kunjungan kerja ini menjadi bagian dari upaya konsisten pemerintah untuk mempercepat transformasi ekonomi daerah berbasis potensi lokal. Dengan pendekatan partisipatif dan dialog langsung seperti yang dilakukan di Desa Warloka, kebutuhan nyata masyarakat bisa lebih cepat diidentifikasi dan ditangani.
Kementerian Perdagangan pun akan terus memperluas program-program penguatan UMKM dan industri perikanan agar ke depan tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga mampu bersaing di pasar global. Hal ini menjadi salah satu strategi penting dalam memperluas basis ekspor nonmigas serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional dari level terbawah.
Wamen Dyah Roro berharap kehadiran langsung pemerintah pusat di lapangan dapat memberikan motivasi baru bagi masyarakat, sekaligus menciptakan sinergi yang lebih kokoh antara kebijakan nasional dan realita daerah. Dukungan konkret dari pusat diyakini mampu menjadi pemicu semangat baru bagi pelaku UMKM dan nelayan di kawasan pesisir untuk terus tumbuh dan berkembang menuju ekonomi yang tangguh dan mandiri.