JAKARTA - Pemanfaatan teknologi digital dalam mendorong efisiensi usaha mikro dan sektor distribusi energi kian menunjukkan hasil konkret. Salah satu wujudnya tampak dalam inisiatif yang dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui Kantor Cabang Blora, yang menyelenggarakan kegiatan sosialisasi pemanfaatan aplikasi BRIMOLA khusus bagi para agen LPG di wilayah Blora.
Kegiatan sosialisasi ini bukan sekadar edukasi teknis, melainkan bagian dari strategi yang lebih besar untuk memperkuat digitalisasi sistem transaksi para pelaku ekonomi lokal, terutama yang bergerak di sektor distribusi energi seperti LPG. Langkah ini diinisiasi oleh RM Funding Transaction BO Blora dan mendapat dukungan penuh dari Pemimpin Cabang BRI Blora, Ahmad Zakaria.
Dalam sambutannya, Ahmad Zakaria menekankan pentingnya kolaborasi antara institusi perbankan dan pelaku usaha untuk mendukung transformasi digital di daerah. Ia menyebutkan bahwa BRIMOLA menjadi salah satu solusi konkret yang ditawarkan oleh BRI untuk mendorong efisiensi transaksi keuangan di sektor usaha mikro dan menengah.
“BRIMOLA hadir sebagai bentuk komitmen BRI untuk mempermudah proses transaksi pelaku usaha, terutama bagi agen LPG yang selama ini membutuhkan sistem yang lebih praktis dan efisien dalam menjalankan operasional,” ujar Ahmad.
Dengan basis digital, aplikasi BRIMOLA memungkinkan pelaku usaha untuk melakukan berbagai transaksi secara real-time, termasuk pembelian, pembayaran, serta pencatatan yang terintegrasi. Kehadiran layanan ini sekaligus menjadi bagian dari upaya memperluas inklusi keuangan digital, di mana sektor informal dan lokal kini mendapatkan akses teknologi yang sebelumnya hanya dinikmati pelaku usaha skala besar.
Para agen LPG yang hadir dalam kegiatan sosialisasi tersebut terlihat antusias mengikuti penjelasan teknis terkait penggunaan BRIMOLA. Mereka tidak hanya diberikan pemahaman mengenai fitur-fitur utama aplikasi, tetapi juga dilatih secara langsung untuk mengoperasikan sistem dalam skenario bisnis sehari-hari.
Sebagian besar agen LPG di Blora mengakui bahwa selama ini mereka masih menggunakan metode transaksi konvensional yang membutuhkan waktu dan tenaga lebih besar, serta belum terintegrasi dengan pencatatan digital. Dengan hadirnya BRIMOLA, mereka berharap operasional usaha bisa lebih cepat, efisien, dan transparan.
“Biasanya kami harus mencatat manual transaksi penjualan dan stok. Kadang ada data yang hilang atau tidak akurat. Kalau pakai BRIMOLA, semuanya tercatat otomatis dan bisa langsung kami pantau,” ujar salah satu agen LPG yang menjadi peserta sosialisasi.
Selain efisiensi dalam transaksi, penggunaan BRIMOLA juga memberikan nilai tambah dari sisi keamanan, karena seluruh transaksi tercatat secara digital dan dapat dilacak dengan mudah. Hal ini tentu sangat membantu para pelaku usaha dalam menyusun laporan keuangan dan pengelolaan stok secara lebih sistematis.
Ahmad Zakaria menambahkan bahwa BRI akan terus memberikan pendampingan dan edukasi secara berkala kepada para pelaku usaha yang menggunakan BRIMOLA. Menurutnya, digitalisasi bukan sekadar menyediakan aplikasi, tetapi juga memastikan bahwa pengguna memiliki literasi yang cukup untuk memanfaatkan teknologi tersebut secara optimal.
Dalam jangka panjang, pemanfaatan aplikasi seperti BRIMOLA diharapkan dapat menciptakan ekosistem keuangan digital yang lebih kuat di daerah. Tidak hanya untuk sektor LPG, tetapi juga dapat diperluas ke sektor usaha lainnya yang memerlukan kemudahan dalam transaksi keuangan.
Ahmad menyebutkan, inisiatif ini sejalan dengan misi BRI dalam memperkuat ketahanan ekonomi lokal melalui pemberdayaan pelaku UMKM dan agen distribusi yang selama ini menjadi ujung tombak dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lebih lanjut, kegiatan ini juga memperlihatkan bagaimana sinergi antara bank dan pelaku usaha dapat menciptakan inovasi bersama yang berdampak nyata. Keberhasilan program seperti BRIMOLA tidak hanya diukur dari jumlah transaksi, tetapi juga dari peningkatan kapasitas pelaku usaha dalam mengelola bisnis secara modern dan profesional.
Dengan dukungan penuh dari RM Funding Transaction BO Blora, pelaksanaan kegiatan berjalan lancar dan disambut positif oleh para peserta. Tim dari BRI juga membuka sesi tanya jawab untuk memastikan bahwa setiap agen LPG yang hadir benar-benar memahami cara kerja sistem, serta mendapatkan solusi atas kendala yang mereka hadapi di lapangan.
Sebagai bentuk keberlanjutan dari kegiatan ini, BRI Blora berkomitmen untuk terus menjalin komunikasi aktif dengan para agen LPG guna mengawal proses adaptasi digital yang sedang dijalankan. Hal ini penting agar proses digitalisasi tidak berhenti pada pelatihan awal, tetapi berlanjut menjadi budaya baru dalam operasional sehari-hari.
Transformasi digital di sektor distribusi energi melalui BRIMOLA menjadi contoh nyata bahwa inklusi keuangan digital bukanlah konsep abstrak. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi dapat menjadi alat pemberdayaan yang efektif bagi pelaku usaha di daerah. Di tangan para agen LPG yang kini mulai terbiasa dengan sistem digital, masa depan distribusi energi di wilayah Blora pun diproyeksikan akan lebih efisien, akurat, dan berdaya saing tinggi.
Melalui langkah-langkah konkret seperti ini, BRI menunjukkan bahwa transformasi digital di sektor ekonomi lokal bukan hanya mungkin dilakukan, tetapi juga dapat dilaksanakan secara terstruktur, sistematis, dan partisipatif.