JAKARTA - Menghadapi ambisi besar Indonesia untuk menjadi negara maju pada 2045, Forum Dialog Nusantara (FDN) menyelenggarakan sebuah diskusi strategis dengan fokus pada penguatan sektor industri dan energi nasional. Kegiatan ini mengusung tema "Re-Industrialisasi dan Ketahanan Energi Menuju Indonesia Emas", dan berlangsung di Perpustakaan Habibie & Ainun pada Jumat, 18 Juli.
Diskusi ini menjadi salah satu wadah penting untuk membahas arah kebijakan pembangunan nasional jangka panjang, dengan melibatkan sejumlah tokoh penting, pemangku kepentingan, serta praktisi di bidang industri dan energi. FDN memosisikan diri sebagai platform kolaboratif untuk merancang solusi konkret dalam mendorong transformasi ekonomi berbasis kekuatan dalam negeri.
Ketua Umum FDN, Iwan Kurniawan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia membutuhkan strategi yang menyeluruh untuk mewujudkan visi Indonesia Emas. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan sumber daya alam. Transformasi industri dan ketahanan energi adalah pilar utama yang harus diperkuat dari sekarang,” ujar Iwan.
Ia menekankan pentingnya menyatukan berbagai elemen bangsa dalam satu pandangan strategis menuju 2045. Menurutnya, forum ini diharapkan bisa menjadi jembatan antar berbagai pemikiran strategis demi mempercepat proses pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Diskusi FDN kali ini menghadirkan sejumlah pembicara kunci dari berbagai latar belakang. Di antaranya adalah Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya Widya Yudha, yang menyampaikan pandangannya tentang pentingnya transisi energi dan keberlanjutan pasokan energi nasional. Ia menilai bahwa ketahanan energi adalah fondasi dasar yang menentukan kelangsungan industri nasional.
“Kita harus bergerak ke arah diversifikasi energi dan mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Namun demikian, kita juga harus realistis dan menyadari bahwa transformasi energi memerlukan waktu dan perencanaan yang matang,” ujar Satya dalam paparannya.
Selain itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Energi dan Sumber Daya Alam Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Yudo Dwinanda Priaadi, juga hadir memberikan pemaparan. Ia menyoroti pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku industri dalam membangun ekosistem industri yang tangguh.
“Pemerintah tengah mendorong berbagai kebijakan pro-investasi, termasuk percepatan pembangunan infrastruktur energi yang mendukung kawasan industri. Hal ini penting agar kita mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru,” jelas Yudo.
Pakar ekonomi energi, Bustanul Arifin, turut memperkuat diskusi dengan menyoroti urgensi inovasi dalam pengelolaan energi dan strategi industrialisasi. Menurutnya, ketahanan energi tidak bisa dilepaskan dari efisiensi dan keberlanjutan. Ia menekankan bahwa penguatan sektor industri harus selaras dengan upaya menekan emisi karbon dan menjaga daya dukung lingkungan.
“Reindustrialisasi tidak boleh mengulang kesalahan masa lalu. Kita harus belajar dari pengalaman dan menjadikan keberlanjutan sebagai prinsip dasar,” tegas Bustanul.
Diskusi kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang interaktif, mempertemukan berbagai pandangan dari peserta forum yang berasal dari kalangan akademisi, pelaku usaha, mahasiswa, hingga organisasi masyarakat sipil. Salah satu peserta menyampaikan perlunya keterlibatan generasi muda dalam proses industrialisasi nasional.
Menanggapi hal tersebut, Iwan Kurniawan menegaskan bahwa FDN membuka ruang selebar-lebarnya bagi pemuda untuk terlibat aktif. “Indonesia Emas adalah cita-cita bersama. Pemuda harus menjadi bagian dari prosesnya, bukan hanya menjadi penonton. Karena mereka yang akan mewarisi hasil dari pembangunan ini,” katanya.
Selain isu energi dan industri, forum juga menyinggung pentingnya penyiapan sumber daya manusia unggul dan kebijakan fiskal yang berpihak pada pembangunan jangka panjang. Menurut para pembicara, keberhasilan menuju Indonesia Emas 2045 tidak hanya ditentukan oleh pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pemerataan dan keadilan sosial.
Kegiatan ini ditutup dengan pernyataan bersama bahwa reindustrialisasi dan ketahanan energi harus ditempatkan sebagai prioritas nasional. Para pembicara sepakat bahwa sinergi lintas sektor, keberpihakan pada riset dan inovasi, serta kepemimpinan yang berani mengambil keputusan strategis menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global ke depan.
Forum Dialog Nusantara menegaskan komitmennya untuk terus menjadi ruang terbuka bagi diskusi strategis dan pemikiran konstruktif demi kemajuan bangsa. Melalui forum ini, diharapkan lahir rumusan-rumusan kebijakan yang tidak hanya visioner, tetapi juga implementatif dan berorientasi pada masa depan Indonesia.
Dengan semangat kolaborasi dan pemikiran strategis, diskusi ini menegaskan bahwa langkah menuju Indonesia Emas tidak bisa ditunda lagi. Reindustrialisasi dan ketahanan energi bukanlah pilihan, melainkan kebutuhan mendesak yang harus diwujudkan bersama.