JAKARTA - Memasuki akhir tahun 2025, sebagian besar wilayah Indonesia mulai bersiap menyambut musim hujan.
Hujan sering membuat banyak orang merasa malas merawat kulit secara maksimal, termasuk menggunakan sunscreen. Padahal, perlindungan kulit dari paparan sinar ultraviolet (UV) tetap diperlukan meski cuaca mendung atau gerimis.
Sunscreen Tetap Diperlukan di Cuaca Mendung
Banyak yang mengira bahwa saat langit mendung, sunscreen tidak lagi penting. Faktanya, sinar UVA dan UVB tetap menembus awan dan bahkan bisa menembus kaca jendela. American Medical Association menyebutkan bahwa hingga 80% sinar UV masih bisa mencapai kulit meski cuaca tidak terik. Paparan sinar ini dapat menyebabkan penuaan dini, munculnya flek hitam, serta kerusakan kolagen.
Dengan kata lain, meskipun matahari tidak terlihat secara langsung, kulit tetap membutuhkan perlindungan. Penggunaan sunscreen bukan hanya soal mencegah kulit terbakar, tetapi juga menjaga kesehatan jangka panjang agar kulit tetap sehat dan elastis. Jadi, selama musim hujan, sunscreen tetap menjadi langkah perawatan kulit yang tidak boleh diabaikan.
Melindungi Kulit dari Radikal Bebas Setiap Hari
Selain efek sinar UV, kulit juga terpapar radikal bebas yang berasal dari blue light dan infrared (IR). Blue light, yang dihasilkan dari sinar matahari maupun layar gadget seperti laptop, smartphone, atau TV, dapat memicu hiperpigmentasi dan mempercepat penuaan kulit. Penelitian dari Journal of Investigative Dermatology menegaskan bahwa paparan blue light berlebihan terutama berdampak pada kulit gelap, meningkatkan risiko bintik hitam dan garis halus.
Infrared, di sisi lain, memancarkan panas yang menembus kulit, meningkatkan radikal bebas, dan mempercepat kerusakan kolagen. Oleh karena itu, penggunaan sunscreen dengan kandungan antioksidan tinggi sangat dianjurkan. Antioksidan dapat membantu menetralkan efek oksidatif dan panas, sehingga kulit tetap terlindungi meski sering berada di luar maupun di dekat sumber panas seperti lampu dan layar elektronik.
Tips Memilih Sunscreen yang Tepat Saat Hujan
Memilih sunscreen yang sesuai sangat penting agar perlindungan kulit tetap maksimal meski hujan. American Academy of Dermatology (AAD) menyarankan menggunakan sunscreen dengan klaim Broad Spectrum Protection, yang melindungi dari UVA dan UVB. Selain itu, pilih sunscreen dengan kandungan antioksidan tinggi untuk melawan radikal bebas.
SPF juga perlu diperhatikan: SPF minimal 30 cukup untuk aktivitas di dalam ruangan, sedangkan SPF 50 lebih ideal untuk kegiatan di luar ruangan. Untuk musim hujan, sunscreen yang tahan air (water-resistant) dan tahan keringat (sweat-resistant) sangat direkomendasikan agar tidak mudah luntur saat kehujanan atau aktivitas fisik. Tekstur ringan seperti gel, watery, atau milk akan membuat sunscreen nyaman dipakai dan tidak lengket di kulit.
Cara Aplikasikan Sunscreen Agar Hasil Maksimal
Selain memilih produk yang tepat, cara pemakaian juga menentukan efektivitas sunscreen. Sebaiknya, sunscreen diaplikasikan secara merata ke seluruh wajah dan leher sekitar 15–30 menit sebelum keluar rumah. Jika berada di luar ruangan dalam waktu lama atau terkena air, re-apply setiap dua jam atau setelah menyeka wajah dengan handuk.
Menggabungkan sunscreen dengan rutinitas skincare lain seperti pelembap dapat meningkatkan kenyamanan dan hasilnya. Dengan perawatan rutin ini, kulit tidak hanya terlindungi dari sinar UV, tetapi juga dari radikal bebas dan faktor lingkungan lain yang dapat mempercepat penuaan kulit.
Meski musim hujan sering membuat orang malas berdandan atau memakai skincare lengkap, penggunaan sunscreen tetap menjadi kebutuhan harian yang tidak boleh diabaikan. Perlindungan kulit bukan hanya soal estetika, tetapi juga menjaga kesehatan jangka panjang. Dengan memilih produk yang tepat, memahami cara pakai, dan rutin mengaplikasikannya, kulit tetap sehat, lembap, dan terlindungi sepanjang musim hujan.